Keajaiban Salam
Barang
kali anda belum pernah mencicipi keajaiban salam? Jika demikian, cobalah
sekarang juga! Berinteraksilah dengan orang-orang yang anda yakini sebagai
muslim, dan mulailah pembiacaraan anda dengan ucapan salam. Tidak peduli
pembicaraan tersebut dengan tukang gorengan atau wali kota, tukang becak atau
penyai, pemulung atau professor, asalkan sesame muslim, pasti memberikan respon
yang baik terhadap ucapan salam.
Keajaiban
ini akan semakin terasa ketika dalam mengucapkannya kita memiliki pemahaman
yang mendalam tentang hal ini. Pemahaman yang dimaksud adalah mengetahui
dan memahami apa esensi dari ucapann
salam yang keluar dari lisan kita. Dengan
ini keajaiban salam akan dapat anda sarasakan.
Disamping
itu, tahukah anda bahwa ketika seorang musli bertemu dengan muslim lainnya,
lalu mengucapkan salam dan berjabat tangan maka dosa keduanya akan berguguran?
Nabi saw bessabda :”tidaklah dari
dua orang muslim yang bertemu lalu
bersalaman, kecuali Allah akan mengampuni keduanya sebelum berpisah (kedua
tangan mereka lepas)”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Dalam hadits lain Nabi bersabda :”apabila
dua orang muslim muslim, lalu bersalaman serta memuji Allah, kemudian saling
memaafkan, maka Allah ‘Azza wajalla akan mengampuni keduanya”. (HR. bnu sunni)
Sungguh
ajaib efek dari salam ini, ini akan menghapuskan dosa-dosa kita seketika. Siapa
yang tidak ingin dosa-dosanya dihapuskan? Setiap manusia pasti menginginkan
dosa itu terhapus, apalagi kita yang memiliki banyak dosa kerena alpa, khilaf,
ataupun perbuatan maksiat.
Diampuninya
dosa oleh Allah swt adalah salah satu dari keajaiban salam ini. Sehingga tidak
ada alas an lagi untuk tidak mengucapkan salam kepada saudara sesama muslim. Rasulullah
saw bersabda yang artinya:
“sesungguhnya salam kamu kepada
hamba-hamba Allah adalah shadaqah, dan menyingkirkan duri dari jalan adalah
shadaqah, mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar adalah
shadaqah”. (HR. Ahmad)
Keajaiban
berikutnya adalah dengan menyebarkan salam berarti kita menebarkan kedamaian
dan keselamatan bagi semua orang yang mendengarnya. Kedamaian, keselamatan, dan
kesejahteraan yang dimaksud tentu bukan hanya ucapan tanda adanya aksi nyata. Disinilah
urgensi dari salam yang sebenarnya. Sebagaimana perkataan Ibnu Al-Arbi yang
berpendapat bahwa orang yang mengucapkan salam berarti memberikan pernyataan
kepada orang yang menerimanya bahwa “kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya
dari diriku”.
Ada
sebuah kisah yang sangat menarik dari keajaiban salam, sebuah riwayat dari
Al-Hakim, bahwa Al-Qamah bin Haris radiallahu anhu berkata, suatu hari aku
datang kepada Rasulullah bersama tujuh orang dari kaumku, kemudian setelah kami
memberikan salam untuk Rasulullah, beliau tertarik dan bertanya, “siapakah kamu
ini?” kami menjawab, “kami adalah orang yang beriman”.
Kemudian
Rasulullah kembali bertanya, “setiap perkataan ada buktinya, apa bukti keimanan
kamu?” jawab kami, “buktinya ada lima belaas perkara. Lima perkara yang engkau
perintahka kepada kami, lima perkara yang engkau perintahkan oleh utusanmu
kepada kami, dan lima perkara yang sudah terbiasa bagi kami sejak zaman
jahiliah untuk selalu melakukannya”.
Lantas
Nabi berkata :”apa lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu?”, mereka
menjawab, “kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya
kepada malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, percaya kepada
takdir Allah yang baik aupun yang buruk”.
Selanjutnya
Nabi bertanya lagi :”apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku
itu?” jawaban mereka, “kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusanNya, hendaknya kami
mendirikan shalat wajib, mengerjakan puasa dibulan Ramadhan, menaikan zakat,
dan berhaji apabila mampu”.
Tanya
Nabi selanjutnya :”apakah lima perkara yang telah kamu biasakan sejak zaman
jahiliah?” jawab mereka, “bersyukur diwaktu senang, bersabar diwaktu kesusahan,
berani diwaktu perang, ridha pada waktu mendapat ujian, dan tidak merasa
gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh”.
Mendengar
ucapan mereka yang sangat menarik ini, Nabi berkata, “sesungguhnya kamu ini
termasuk di dalam kaum yang amat sangat pandai dalam agama maupun ttacara
berbicara, hamper saja kamu serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang
kamu katakana tadi”.
Kemudian
Nabi melanjutkan sabdanya, “maukah aku tunjukan suatu amalan yang dapat
menyempurnakan dari amalan-amalan yang kamu miliki?” maka merekapun dengan
serentak menjawabnya, “iya, wahai Rasulullah”.
Maka
beliau bersabda, “janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu
makan, janganlah amu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah
kamu berlomba-lomba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan, berusahalah untuk
mencari bekal di alam akhirat nanti”.
Begitulah
efek dari salam, sampai Rasulllah terkagum dengan ucapan salam yang kemudian
beliau banyak memberikan penjelasan tentang hakikat agama.
Dengan
demikian, tidak mungkin seseorang yang pertama kali mengucapkan salam akan
melakukan maker atau keburukan bagi orang lain. Kalaupun ada, berarti ia tidak
memahami apa hakikat dari salam yang diucapkan.
Sumber: buku keajaiban salam dari
M. Sulaiman Jajuli
0 comments:
Post a Comment