Setelah kejadian, bertahun-tahun
berikutnya, Nabi Muhammad SAW sering melakukan tahannuts (menyendiri untuk
mendekatkan diri kepada Allah) di sebuah gua yang bernama Gua Hira. Gua
tersebut sangat sulit didaki sehingga jarang ada orang yang mendakinya.
Selama bertahun-tahun beliau
bertahannuts di gua itu. Sampai suatu malam, pada waktu usianya 40tahun.
Datanglah Malaikat memberitahukan kepadanya bahwa Allah telah mengangkatnya
menjadi Rasul dan ALlah mewahyukan kepadanya lima Ayat Alquran yang pertama di
Gua Hira itu.
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang telah menciptakanmu. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia
dengan pena, mengajarkan manusia tentang apa yang tidak diketahuinya. (QS.
Al-Alaq 1-5).
Nabi Muhammad sangat gugup
menerima wahyu itu, dan berulang-ulang malaikat Jibril memerintahkan kepadanya
untuk membaca. Sampai akhirnya dieja bacaannya satu demi satu, hingga sempurna
bacaan itu. Kemudian nabi Muhammad pulang ke rumahnya. Khodijah amat terkejut
melihat suaminya menggigil dan badannya basah oleh peluh keringatnya. Beliau
minta Khodijah menyelimutinya. Dan tiba-tiba Malaikat Jibril kembali datang
kepadanya.
Diriwayatkan oleh Abi Salmah bin
Abdurrahman bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya aku berdiam diri di Gua
Hira. maka ketika habis masa diamku, aku turun lalu aku telusuri lembah. Aku
liha kemuka, kebelakang, ke kanan dan kekiri. Lalu aku lihat ke langit
tiba-tiba aku melihat Jibriel yang amat menakutkan. Maka kau pulang ke
Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Merekapun
menyelimuti aku, Lalu Allah menurunkan:”Wahai orang yang berselimut. Bangunlah
lalu berilah peringatan. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah
dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh balasan) yang lebih
banyak” (QS Al-Muddatsir 74:1-6).
Ketika Waraqah bin Naufal
mendengar tentang kisah nabi, dengan wahyu yang turun padanya, Khadijah telah
memapahnya ia memegang dadanya, ia berkata: “Ini adalah Namus yang diturunkan
Allah pada Musa, semoga aku dapat hidup ketika kaummu mengusirmu”, ia
berkata:”Mengusir mereka?” ia berkata: “Ya tak ada seorang pun yang semisal
dengan apa yang akan datang padamu kecuali ia akan disakiti, apabila aku tahu
apa yang diperbuat oleh kaummu aku akan tolong engkau dengan sekuat tenaga”.
Belum sempat Waraqah menolongnya, ia telah wafat terlebih dahulu. Sejak saat
itu, maka Nabi Muhammad menyeru kepada kaumnya untuk menyembah Allah dan meninggalkan
sesembahan berhala. Beliau mulai dengan menyeru kepada Khodijah yang langsung
beriman kepadanya. Kemudian Ali dari golongan anak yang paling kecil, kemudian
Abu Bakar dari golongan sahabatnya, kemudian Zaid bin Haritsah dari kalangan
budak.
Dakwah Nabi ketika itu masih
dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak secara terang-terangan. Sampai
kaum muslimin berjumlah 40 orang, yang kemudian disebut sebagai Assaabiqunal
awwaluun, barulah Nabi Muhammad memulai dakwahnya secara terang-terangan.
Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik” (QS. Al-Hijr 15:94).
Dengan tersebarnya Islam, maka
naik pitamlah pembesar-pembesar Quraisy yang merasa tersaingi oleh Nabi
Muhammad. Bahkan paman-pamannya sendiri seperti Abu Jahal dan Abu Lahab adalah
orang-orang yang paling membencinya. Rasulullah mengajak kaumnya untuk beriman
kepada Allah Yang Maha Esa, Yang menciptakan langit dan bumi, yang
mempertukarkan siang dan malam, dan meninggalkan berhala-berhala mereka, dan
tidak menyekutukan Allah dengan apapun. Ketika diturunkan ayat:
“Dan berilah peringatan kepada
kerabat, kerabatmu yang dekat dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS. As-Syuaraa 26:214-215)
Rasulullah kemudian datang ke
bukit Shofa, beliau menyeru:”Kemarilah kalian, hai Quraisy!” orang-orang
kemudian berkumpul dan ia berkata: “Apakah kalian percaya apabila aku katakan
kepada kalian bahwa musuh akan menyerang kalian baik pagi ataupun sore, apakah
kalian percaya kepadaku?”
Mereka menjawab:”Ya, kami tidak
pernah melihat anda berbohong?”, beliau melanjutkan:”Maka aku datang kepada
kalian menjadi pemberi peringatan akan datangnya siksa yang amat pedih”. Demi
mendengar itu, amat berangnya Abu Lahab Ia berkata:”Celakalah engkau Muhammad!
APakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?”. Kemudian Nabi Muhammad menerima
wahyu dari Malaikat Jibril untuk menyatakan kepadanya:
Celakalah kedua tangan Abu Lahab
dan sesungguhnya dia akan celaka. Tidak akan berguna hartanya dan apa yang dia
perolehnya. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitupula
) isterinya pembawa kayu bakar. Yang dilehernya ada tali dari sabut”. (QS.
al-Lahab 111:1-5)
Setelah kejadian itu, maka kaum
muslimin semakin dipinggirkan, dan selalu dicaci maki, dicemooh bahkan disiksa
karena keyakinannya. Nabi Muhammad sendiri tidak kurangnya dihina, bahkan
dilempari kotoran binatang.
0 comments:
Post a Comment