Inilah kisah nabi Muhammad saw
yang sangat menggemparkan dunia dan dianggap sebagai tokoh yang diluar dugaan
akal manusia, karena telah berhasil membawa umat manusia dari kegelapan menuju
kepada yang terang. Nabi Muhammad Saw adalah keturunan Bani Hasyim, anak
ABdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi anaf bin Qusoy bin Kilab bin
Murroh bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah
bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Maaad bin Adnan.
Adnan adalah leluhur utama bangsa Arab keturunan nabi Ismail as. Nabi Muhammad
berasal dari suku Quraisy. Beliau dilahirkan di Makkah 12 Rabiul Awal pada
tahun gajah (53 SH) bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M.
Ayahnya adalah pedagang yang
menjajakan dagangannya dari makkah ke Syam. Beliau adalah keturunan dari Bani
Hasyim yang sejak lama mendapat kepercayaan untuk memegang kunci Kabah yang
dimuliakan bangsa Arab sejak zaman nabi Ibrahim. Abdul Muthallib adalah ayah
Abdullah yang sangat mencintai lebih dari saudara-saudaranya yang lain. Dalam perjalanan
pulang menuju negeri Makkah Abdullah meninggal. Dan akhirnya beliau dikuburkan
di Madinah.
Sejak dilahirkan nabi Muhammad
telah menjadi Yatim. Aminah ibunya, melahirkan Nabi Muhammad tanpa kehadiran
suami yang dicintainya, suaminya meninggal pada saat nabi Muhammad dua bulan
berada dalam kandungan. Sebagaimana tradisi di Hijaz, selepas kelahiranya,
ibunya menyerahkan susuannya kepada Halimatus Sadiyah dari Bani Saadah.
Sejak kecil tanda-tanda kenabian
Muhammad Saw telah ditampakkkan Allah. PAda masa kecilnya, anak Halimatus Sa’diyah
sedang bermain dengan Nabi Muhammad di padang pasir. Tiba-tiba saja Nabi
Muhammad menghilang, dan anaknya melihat bahwa Nabi Muhammad dibelah dadanya
oleh malaikat dan dibersihkan hatinya. Setelah pulang ke rumah diceritakanlah
apa yang terjadi kepada nabi muhammad.
Sadarlah Halimatus Sadiyah bahwa
ia sedang mengasuh seorang putera yang istimewa. Dan sadarlah ia, mengapa
peliharaan kambingnya selama ini berhasil dengan baik, memberikan susu dan
tubuhnya gemuk-gemuk. Tentulah, karena Allah memberikannya kenikmatan atas
perbuatan baiknya terhadap nabi.
Kemudian setelah 4 tahun lamanya,
nabi Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Pada usia 6 tahun (48 SH),
beliau diajak oleh ibunya berziarah ke kubur ayahnya dan berziarah ke
keluarganya dari Bani Adiy. Dalam perjalanan pulang, ketika sampai di Abwa
sebuah dusun yang berdekatan dengan Madinah, ibunya sakit dan tidak lama
kemudian dalam perjalanan itu ibunya meninggal dunia.
Akhirnya, nabi Muhammad saw
menjadi yatim piatu di usia yang sangat kecil. Oleh karena itu Abdul Muthallib,
kakeknya menjadi pengasuhnya yang setia setelah ditinggalkan oleh orang tuanya.
Dalam masa-masa itu beliau menjadi penggembara kambing milik kakeknya. Namun
rupanya usia Abdul Muthallib semakin tua dan sudah mendekati ajalnya, Abdul
Muthallib wafat pada saat usianya 8 tahun (46 SH), sebelum wafat beliau
menyerahkan nabi Muhammad kepada Abu Thalib untuk diasuhnya sebagai anaknya
sendiri.
Abu Thalib menjadi pengasuh setia
bagi Nabi Muhammad, diajaknya beliau berdagang ke Syam. Dilewatinya perjalanan
dagang yang telah dilewati ayahnya, dan menikmati perjalan itu dengan
membuktikan cerita-cerita orang yang telah didengarnya. Ditengah perjalanan ia
berjumpa dengan seorang Rahib Buhaira yang bernama nastur, melihat tanda-tanda
kenabian padanya, bahwa akan datang suatu hari kelak para pedagang dari arah
selatan yang akan membawa seorang anak yang akan menjadi Nabi akhir zaman, lalu
ia berkata kepada Abu Thalib:”Sesungguhnya anak ini akan memiliki urusan besar”.
Pada masa kecilnya, nabi juga
menggembalakan kambing sebagaimana nabi-nabi sebelumnya, untuk menempa dirinya
melihat alam yang luas membentang, langit yang terbuka dan alam sekitarnya
untuk ia renungkan sejak masa kecilnya. Bersambung klagi. Jika ada umur panjang Semoga
bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment