Sunday, April 10, 2016

Masa Kenabian



 النبوءة المستقبلية
Setelah kejadian, bertahun-tahun berikutnya, Nabi Muhammad SAW sering melakukan tahannuts (menyendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah) di sebuah gua yang bernama Gua Hira. Gua tersebut sangat sulit didaki sehingga jarang ada orang yang mendakinya.   
Selama bertahun-tahun beliau bertahannuts di gua itu. Sampai suatu malam, pada waktu usianya 40tahun. Datanglah Malaikat memberitahukan kepadanya bahwa Allah telah mengangkatnya menjadi Rasul dan ALlah mewahyukan kepadanya lima Ayat Alquran yang pertama di Gua Hira itu.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang telah menciptakanmu. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan pena, mengajarkan manusia tentang apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq 1-5).
Nabi Muhammad sangat gugup menerima wahyu itu, dan berulang-ulang malaikat Jibril memerintahkan kepadanya untuk membaca. Sampai akhirnya dieja bacaannya satu demi satu, hingga sempurna bacaan itu. Kemudian nabi Muhammad pulang ke rumahnya. Khodijah amat terkejut melihat suaminya menggigil dan badannya basah oleh peluh keringatnya. Beliau minta Khodijah menyelimutinya. Dan tiba-tiba Malaikat Jibril kembali datang kepadanya.
Diriwayatkan oleh Abi Salmah bin Abdurrahman bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya aku berdiam diri di Gua Hira. maka ketika habis masa diamku, aku turun lalu aku telusuri lembah. Aku liha kemuka, kebelakang, ke kanan dan kekiri. Lalu aku lihat ke langit tiba-tiba aku melihat Jibriel yang amat menakutkan. Maka kau pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Merekapun menyelimuti aku, Lalu Allah menurunkan:”Wahai orang yang berselimut. Bangunlah lalu berilah peringatan. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh balasan) yang lebih banyak” (QS Al-Muddatsir 74:1-6).
Ketika Waraqah bin Naufal mendengar tentang kisah nabi, dengan wahyu yang turun padanya, Khadijah telah memapahnya ia memegang dadanya, ia berkata: “Ini adalah Namus yang diturunkan Allah pada Musa, semoga aku dapat hidup ketika kaummu mengusirmu”, ia berkata:”Mengusir mereka?” ia berkata: “Ya tak ada seorang pun yang semisal dengan apa yang akan datang padamu kecuali ia akan disakiti, apabila aku tahu apa yang diperbuat oleh kaummu aku akan tolong engkau dengan sekuat tenaga”. Belum sempat Waraqah menolongnya, ia telah wafat terlebih dahulu. Sejak saat itu, maka Nabi Muhammad menyeru kepada kaumnya untuk menyembah Allah dan meninggalkan sesembahan berhala. Beliau mulai dengan menyeru kepada Khodijah yang langsung beriman kepadanya. Kemudian Ali dari golongan anak yang paling kecil, kemudian Abu Bakar dari golongan sahabatnya, kemudian Zaid bin Haritsah dari kalangan budak.
Dakwah Nabi ketika itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak secara terang-terangan. Sampai kaum muslimin berjumlah 40 orang, yang kemudian disebut sebagai Assaabiqunal awwaluun, barulah Nabi Muhammad memulai dakwahnya secara terang-terangan.
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (QS. Al-Hijr 15:94).
Dengan tersebarnya Islam, maka naik pitamlah pembesar-pembesar Quraisy yang merasa tersaingi oleh Nabi Muhammad. Bahkan paman-pamannya sendiri seperti Abu Jahal dan Abu Lahab adalah orang-orang yang paling membencinya. Rasulullah mengajak kaumnya untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa, Yang menciptakan langit dan bumi, yang mempertukarkan siang dan malam, dan meninggalkan berhala-berhala mereka, dan tidak menyekutukan Allah dengan apapun. Ketika diturunkan ayat:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat, kerabatmu yang dekat dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS. As-Syuaraa 26:214-215)
Rasulullah kemudian datang ke bukit Shofa, beliau menyeru:”Kemarilah kalian, hai Quraisy!” orang-orang kemudian berkumpul dan ia berkata: “Apakah kalian percaya apabila aku katakan kepada kalian bahwa musuh akan menyerang kalian baik pagi ataupun sore, apakah kalian percaya kepadaku?”
Mereka menjawab:”Ya, kami tidak pernah melihat anda berbohong?”, beliau melanjutkan:”Maka aku datang kepada kalian menjadi pemberi peringatan akan datangnya siksa yang amat pedih”. Demi mendengar itu, amat berangnya Abu Lahab Ia berkata:”Celakalah engkau Muhammad! APakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?”. Kemudian Nabi Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril untuk menyatakan kepadanya:
Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan celaka. Tidak akan berguna hartanya dan apa yang dia perolehnya. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitupula ) isterinya pembawa kayu bakar. Yang dilehernya ada tali dari sabut”. (QS. al-Lahab 111:1-5)
Setelah kejadian itu, maka kaum muslimin semakin dipinggirkan, dan selalu dicaci maki, dicemooh bahkan disiksa karena keyakinannya. Nabi Muhammad sendiri tidak kurangnya dihina, bahkan dilempari kotoran binatang.

0 comments:

Post a Comment